Halal Bihalal 1445 H dan Pelepasan Jemaah Calon Haji

Pelepasan jemaah calon haji oleh Plt. Kepala BBPPMPV BMTI dan Kabag Tata Usaha

Cimahi, BBPPMPV BMTI – Halal bihalal adalah istilah dalam budaya Indonesia yang merujuk pada tradisi saling memaafkan dan bersilaturahmi setelah menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Momen halal bihalal merupakan sarana yang penting untuk mempererat hubungan antarindividu, keluarga, teman, dan komunitas dengan berbagi maaf serta memperkuat persaudaraan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halal bihalal diartikan sebagai maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang yang merupakan suatu kebiasaan khas Indonesia. Sedangkan dalam bahasa Arab, halal bihalal berasal dari kata “Halla” atau “Halala” yang mempunyai banyak arti sesuai dengan konteks kalimatnya, antara lain, penyelesaian problem (kesulitan), meluruskan benang kusut, mencairkan yang beku, atau melepaskan ikatan yang membelenggu.

BBPPMPV BMTI sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek,  telah mengadakan acara halal bihalal pada saat pertama masuk kerja setelah melaksanakan cuti bersama Idul Fitri 1445 H di Bale Pancaniti (16/04/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh segenap pegawai dan pimpinan di lingkungan BBPPMPV BMTI. Tujuan diselenggarakannya acara ini di antaranya adalah untuk memperkuat hubungan antar pegawai, meningkatkan semangat kerja, membangun budaya kerja yang positif, menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis, dan mendekatkan pegawai dengan manajemen.

Bersamaan dengan acara halal bihalal, dilaksanakan pula pelepasan jemaah calon haji. Pada tahun 2024 ini, ada 2 orang pegawai BBPPMPV BMTI yang akan melaksanakan rukun Islam yang ke-5, yaitu Wahyu Purnama, S.Si, M.Pd. dan Dr. Slamet Mugiono, S.Pd.,M.Pd. Wahyu yang juga menjadi Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Bahrul Ulum BBPPMPV BMTI, dalam sambutannya berharap agar jemaah calon haji yang akan berangkat diberikan kesehatan selama menjalankan ibadah, siap secara fisik dan mental. ”Kami memohon maaf dan doa kepada semua pegawai agar diberikan kelancaran selama beribadah dan pulang menjadi haji yang mabrur,” tutur Wahyu.

Plt. Kepala BBPPMPV BMTI beserta istri dan Kabag Tata Usaha

Plt. Kepala BBPPMPV BMTI, Saryadi, S.T., M.B.A., yang hadir saat acara halal bihalal, mengucapkan salam silaturahmi dan permohonan maaf kepada seluruh pegawai atas kesalahan. Selain itu, Saryadi menegaskan pentingnya tradisi halal bihalal sebagai bentuk introspeksi terkait interaksi kerja di lingkungan pegawai, baik dalam komunikasi verbal maupun tindakan. Tradisi halal bihalal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya sosial Indonesia yang mementingkan nilai-nilai persaudaraan, toleransi, dan kedamaian.

Menurut Saryadi, momen ini dianggap sebagai waktu yang penuh kebahagiaan karena memungkinkan orang-orang untuk bersatu dalam merayakan kesuksesan telah menyelesaikan puasa Ramadhan. ”Tindakan memaafkan menjadi langkah penting dalam menjalani interaksi kerja di antara para pegawai,” ungkapnya. Pada kesempatan ini, Saryadi turut menyampaikan ucapan selamat khususnya kepada jemaah calon haji.

Acara halal bihalal ini diisi dengan sesi inti yakni tausiyah yang disampaikan oleh K.H. Aap Fathuddin Syam, M.Ag. dengan tema Melalui silaturahmi, kita tingkatkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawai.”

K.H. Aap dalam ceramahnya mengkategorikan model Idul Fitri bagi orang cerdas yakni Idul Fitri bagi individu yang bijak dan mengutamakan saling memaafkan serta sedekah yang memberi manfaat bagi sesama. Secara prinsip, Idul Fitri adalah tentang merayakan hari raya dengan penuh kesadaran, kebaikan, dan makna. Berikut adalah beberapa aspek yang mungkin tercakup dalam model tersebut :

  1. Pemaafan Tulus : Individu yang bijak memanfaatkan Idul Fitri sebagai momentum untuk memberikan maaf dengan tulus kepada orang lain yang mungkin pernah menyakiti atau membuat kesal di masa lalu. Tindakan memaafkan ini dianggap sebagai langkah bijak yang memberi kebebasan dari dendam dan kebencian, sekaligus memperkuat hubungan antarindividu.
  2. Sedekah yang Bermakna : Individu yang bijak memanfaatkan Idul Fitri untuk memberikan sedekah yang bermanfaat kepada yang membutuhkan. Sedekah tidak hanya dalam bentuk materi, melainkan juga waktu, tenaga, atau keterampilan yang memberikan manfaat langsung kepada orang-orang yang kurang beruntung.
  3. Berkumpul dengan Keluarga dan Teman : Individu yang bijak mengakui pentingnya silaturahmi dan berkumpul bersama keluarga serta teman pada hari raya. Mereka menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih untuk berbagi kebahagiaan, cerita, dan santapan lezat, sekaligus mempererat hubungan sosial.
  4. Merayakan dengan Sederhana: Individu yang bijak tidak terjerat dalam budaya konsumtif yang sering terjadi selama hari raya. Mereka merayakan Idul Fitri dengan sederhana, menghargai apa yang dimiliki, dan tidak terlalu fokus pada hal-hal materi. Mereka juga bisa merayakan dengan menyantuni anak yatim atau mengunjungi orang tua dan kerabat yang lebih senior.
  5. Refleksi Spiritual dan Pertumbuhan Pribadi: Idul Fitri juga menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan kehidupan spiritual dan pertumbuhan pribadi. Individu yang bijak menggunakan momen ini untuk mengevaluasi diri, merenungkan pencapaian dan kegagalan, serta menetapkan tujuan baru untuk masa depan yang lebih baik.

“Dengan mengikuti model ini, individu yang bijak dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh makna dan mendapatkan keberkahan,” tutur K.H. Aap.

Ucapan selamat dari KH. Aap kepada jemaah calon haji dari BBPPMPV BMTI

Menurut K.H. Aap, kegiatan persiapan menjalankan ibadah haji dimulai dari 4L untuk mendapatkan keberkahan. Yang pertama adalah Luruskan Niat, dalam hal ini niat harus murni, lurus, konsisten, ikhlas, jelas, dan diperbaiki jika terganggu. Berangkat haji dengan meluaskan ilmu (Luas) adalah yang kedua : pahami rukun haji, pelajari adab, sejarah haji, tempat suci, ikuti pelatihan, konsultasikan dengan ahli agama, dan dapatkan tips dari jamaah berpengalaman. Dengan niat yang tulus dan ilmu yang luas, seseorang siap menjalani ibadah haji dengan baik.

Memahami dan mengamalkan prinsip Lapangkan dada dan Lincahkan ibadah merupakan bagian penting dari persiapan mental dan spiritual untuk menjalani ibadah haji dengan baik menjadi poin ke 3 dan ke-4.

Lapangkan Dada dengan mencerminkan sikap hati yang terbuka, lapang, dan menerima dengan lapang dada segala ujian dan tantangan yang mungkin timbul selama perjalanan haji. Menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga atau mungkin melebihi ekspektasi adalah bagian alami dari pengalaman berhaji. Oleh karena itu, memiliki sikap lapang dada dan menerima segala ketentuan Allah SWT dengan ikhlas sangat penting. ”Lapangkan dada juga mencerminkan sikap rendah hati dan berserah diri kepada kehendak Allah SWT dalam menghadapi segala rintangan dan kesulitan yang mungkin terjadi selama perjalanan haji,” tutur K.H. Aap.

L yang terakhir adalah Prinsip Lincahkan ibadah mengajarkan bahwa dalam menjalankan ibadah haji, seseorang perlu memiliki semangat yang tinggi, kesiapan mental, dan kelincahan dalam bertindak. Lincahkan ibadah mencakup berbagai aspek, mulai dari fisik hingga mental. Fisik karena ibadah haji melibatkan berbagai aktivitas fisik seperti berjalan kaki, tawaf, sa’i, dan wukuf yang membutuhkan kekuatan fisik. Mental karena perlu memiliki ketajaman pikiran, kesadaran, dan fokus untuk mengikuti tata cara ibadah dengan benar. Selain itu, lincahkan ibadah juga mencerminkan kesiapan untuk beradaptasi dengan perubahan situasi dan fleksibilitas dalam menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan agama dan peraturan yang berlaku.

Acara salam-salaman Plt. Kepala bersama seluruh pegawai BBPPMPV BMTI

Menurut K.H. Aap, dengan melapangkan dada dan melincahkan ibadah, seseorang akan dapat menghadapi perjalanan haji dengan sikap yang kuat, rendah hati, dan siap menghadapi segala tantangan serta kesempatan yang ada selama ibadah. Acara ditutup dengan doa dan salam-salaman di antara pegawai BBPPMPV BMTI.***

(Penulis : Doni TP, Editor : Herna.)

 

 

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
BBPPMPV BMTI Kemendikbudristek

Saluran Informasi dan Pengaduan :
Whatsapp : 08112242326
Telepon : (022) 6652326
Fax : (022) 6654698
Email : bbppmpv.bmti@kemdikbud.go.id
Laman : bbppmpvbmti.kemdikbud.go.id

Sosial Media Resmi:
Twitter : @bmti_kemdikbud
Facebook/Youtube/Linkedin : BBPPMPV BMTI Kemdikbud
Instagram/Tiktok : @bmti.kemdikbud