Pelatihan Internasional Welding Specialist
Cimahi, BBPPMPV BMTI – Program pelatihan upskilling dan reskilling bagi para guru SMK Angkatan 2 telah dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala BBPPMPV BMTI, Saryadi, S.T., M.B.A. di Bale Pancaniti (25/04/2024). Pelatihan ini diikuti oleh 284 orang guru-guru SMK di 15 provinsi binaan dengan periode tanggal 24 April hingga 18 Mei 2024.
Salah satu program keahlian penyelenggara pelatihan upskilling reskilling ini adalah Las dan Fabrikasi Logam. Saat ini, ada 3 kelas pelatihan yang diselenggarakan yaitu terdiri dari 2 kelas upskilling dan reskilling bagi guru SMK serta 1 kelas pelatihan peningkatan kompetensi bagi instruktur Lembaga Kursus Pelatihan (LKP).
Penanggung jawab program keahlian Las dan Fabrikasi Logam BBPPMPV BMTI, Dr. Phil. Moh. Sanni Mufti A., S.T., M.Pd. menjelaskan pelatihan bagi guru SMK terdiri dari International Welding Specialist dan Ducting System. Sedangkan pelatihan Pengelasan Flux Cored Arc Welding (FCAW), ditujukan bagi instruktur LKP.
Pelatihan upskilling dan reskilling bagi guru SMK berlangsung selama 100 JP dilengkapi dengan Uji Kompetensi selama 2 hari atau setara dengan 20 JP. Pelatihan dan uji kompetensi ini diselenggarakan di BBPPMPV BMTI. Struktur program pelatihan terdiri dari materi dasar yang terdiri dari lima topik, yaitu Implementasi Kurikulum Merdeka, Perubahan Pola Pikir, Kewirausahaan, Kepemimpinan, dan Pedagogik, dengan total durasi 10 JP.
Kedua pelatihan dilaksanakan secara luring di bengkel Las dan Fabrikasi Logam. Namun, hanya International Welding Specialist (IWS) yang menggunakan sistem pelatihan blended learning. Selain luring, pelatihan dilaksanakan secara daring selama 30 JP. Materi yang disampaikan meliputi 4 modul, yaitu:
- Modul I: Welding Process & Equipment, yang terdiri dari 19 submodul.
- Modul II: Material & Their Behavior During Welding, dengan 23 submateri.
- Modul III: Construction & Design.
- Modul IV: Welding Process & Equipment.
“Masing-masing modul 3 dan 4 memiliki 11 sub materi yang disampaikan oleh Dr. Sunoto Mudiantoro dari PT Kampuh Indonesia dan Prof. Dr. Triyono, S.T., M.T. dari Universitas Negeri Sebelas Maret Solo,” jelas Sanni, “ Di akhir pelatihan, akan diadakan uji kompetensi dan magang di industri selama 50 JP,” katanya.
Pelatihan Ducting System disampaikan oleh Widyaiswara Madya Drs. Sunarko, M.T. sebagai pengajar. Dalam pelatihan tersebut, Ducting System dipelajari melalui pola PBJL yang pada akhirnya melibatkan pembuatan saluran pengelasan. Sistem Ducting merupakan proses fabrikasi logam yang melibatkan pembuatan dan pemasangan saluran udara atau ventilasi yang terbuat dari logam, seperti baja galvanis atau aluminium. Fungsi utamanya adalah untuk mengatur aliran udara, gas, atau uap dalam berbagai aplikasi industri, komersial, atau residensial.
Proses fabrikasi logam untuk sistem Ducting mencakup perencanaan dengan menggunakan gambar teknik khusus untuk fabrikasi logam, pemotongan dan pembentukan saluran Ducting, serta pemasangan komponen saluran udara agar sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan aplikasi. “Sistem Ducting memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas udara dan lingkungan kerja yang sehat, serta memastikan keamanan dan efisiensi operasional dalam berbagai jenis fasilitas,” kata Sunarko.
Pelatihan bagi instruktur LKP difokuskan pada teknik pengelasan dengan Flux Cored Arc Welding. “Pelatihan ini mengedepankan keterampilan pengelasan umum yang digunakan dalam industri pembuatan kapal. Metode ini melibatkan penggunaan kawat pengelasan yang mengandung fluks di dalamnya guna memberikan perlindungan gas dan bahan tambahan untuk menyatukan material logam,” ujar Doni Tri Prasetio, S.Pd.,M.Pd. sebagai instruktur.
Inisiatif pembelajaran sebaya juga dilakukan oleh instruktur LKP. ”Pada sesi ini peserta yang sudah mempunyai kecukupan ilmu saling berbagi kepada sesama peserta tentang dasar teknik pengelasan FCAW yang diaplikasikan pada pengelasan kapal. Peserta belajar mengelas sambungan fillet dan groove mulai dari posisi di bawah tangan, horisontal hingga vertikal yang pada akhirnya hasil lasnya memenuhi standar pengelasan kapal. ”FCAW seringkali menjadi pilihan utama untuk pengelasan kapal karena kemampuannya menghasilkan sambungan yang kokoh dan tahan lama dengan tingkat kecepatan pengelasan yang tinggi,” jelas Doni.
Dalam foto, terlihat peserta instruktur LKP sedang melakukan pengelasan FCAW. Proses FCAW dapat dilakukan baik secara manual maupun otomatis, tergantung pada kompleksitas benda kerja yang akan dilas sesuai dengan Welding Procedur Spesification (WPS). Dengan penggunaan teknologi FCAW yang tepat serta operator yang terampil, pengelasan kapal dapat dilakukan secara efisien dan menghasilkan hasil akhir yang bermutu tinggi.*** (Penulis : Doni TP, Editor : Herna).
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
BBPPMPV BMTI Kemendikbudristek
Saluran Informasi dan Pengaduan :
Whatsapp : 08112242326
Telepon : (022) 6652326
Fax : (022) 6654698
Email : bbppmpv.bmti@kemdikbud.go.id
Laman : bbppmpvbmti.kemdikbud.go.id
Sosial Media Resmi:
Twitter : @bmti_kemdikbud
Facebook/Youtube/Linkedin : BBPPMPV BMTI Kemdikbud
Instagram/Tiktok : @bmti.kemdikbud
Views: 68