Pendampingan Tracer Study sebagai Program Prioritas untuk Menciptakan SDM Unggul di SMK
Lampung, BBPPMPV BMTI Sebagai bagian dari upaya nasional untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, Tracer Study di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi langkah penting untuk melacak dan mengevaluasi keberhasilan lulusan dalam memasuki dunia kerja, wirausaha, atau melanjutkan studi. Program ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 8.6, yang menargetkan pengurangan proporsi kaum muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan, atau tidak mengikuti pelatihan pada tahun 2030.
Tracer Study ini merupakan bagian dari pendidikan vokasi yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan, pemahaman, sikap, dan kebiasaan kerja yang diperlukan dalam dunia kerja. Namun, tanpa adanya data akurat terkait lulusan, sulit bagi sekolah untuk mengetahui efektivitas pendidikan yang diberikan. Oleh karena itu, Tracer Study hadir sebagai alat evaluasi yang memberikan umpan balik penting terkait relevansi pendidikan di SMK dengan tuntutan dunia industri.
Dalam mendukung upaya tersebut, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BPPMPV BMTI) berperan aktif dalam memastikan penjaminan mutu terhadap berbagai program yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek, khususnya di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Salah satu program kerja penting dalam penjaminan mutu ini adalah melalui pendampingan Tracer Study di SMK. Pada tahun ini, BBPPMPV BMTI melakukan pendampingan di sejumlah sekolah yang tersebar di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Bengkulu, dan Lampung.
Pendampingan Tracer Study di SMKN 1 Tanjungsari
SMKN 1 Tanjungsari, Lampung merupakan salah satu SMK yang mendapatkan pendampingan Tracer Study oleh BBPPMPV BMTI. Pendampingan dilaksanakan pada tanggal 26-28 September 2024. Pendampingan bertujuan untuk melihat sejauhmana capaian pengisian tracer study oleh sekolah dan lulusan, sehingga bisa dilakukan penelusuran lulusannya baik yang bekerja, melanjutkan, maupun berwirausaha. Kegiatan ini didampingi oleh Doni Tri Prasetio, S.Pd., M.Pd., perwakilan dari BBPPMPV BMTI yang bertugas memberikan bimbingan teknis kepada sekolah. Kehadiran Doni menambah nilai penting pada kegiatan ini, mengingat BBPPMPV BMTI bertanggung jawab dalam memastikan bahwa pendidikan vokasi yang diterima siswa sesuai dengan standar mutu yang berlaku.
Kepala SMKN 1 Tanjungsari, H. Yornedi, S.E, M.M, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan PendampinganTracer Study yang dilaksanakan oleh BBPPMPV BMTI ini. “Program Tracer Study ini sangat penting bagi kami untuk mengetahui bagaimana lulusan kami diterima di dunia kerja dan bagaimana kami dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang kami berikan. Kami berterima kasih atas pendampingan yang diberikan oleh pihak BBPPMPV BMTI, khususnya Pak Doni, yang membantu kami memahami bagaimana cara melakukan Tracer Study dengan lebih efektif,” ujar Yornedi.
Beliau juga menekankan pentingnya program ini sebagai alat ukur untuk mengevaluasi keselarasan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia industri dan usaha. “Dengan data yang dihasilkan dari tracer study, kami dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menyesuaikan kurikulum agar lebih relevan dengan tuntutan pasar kerja saat ini. Ini adalah langkah penting bagi kami untuk memastikan bahwa lulusan SMKN 1 Tanjungsari siap bersaing di dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang kompeten,” tambahnya.
Pada tracer study kali ini, SMKN 1 Tanjungsari berhasil mendapatkan partisipasi yang cukup tinggi dari lulusannya, dengan 86,3% partisipan dari target 329 responden. Sebanyak 284 lulusan telah menyelesaikan pengisian platform tracer study, memberikan data penting tentang status mereka saat ini apakah mereka bekerja, melanjutkan studi, berwirausaha, atau masih mencari pekerjaan.
Kegiatan tracer study di SMKN 1 Tanjungsari ini juga menyoroti pentingnya sertifikasi kompetensi bagi para lulusan. Berdasarkan data yang dikumpulkan, lulusan yang memiliki sertifikat kompetensi lebih mungkin mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak. Sebanyak 92% lulusan bersertifikat dilaporkan memperoleh upah sesuai atau lebih dari Upah Minimum Provinsi (UMP), sedangkan 68% lulusan tanpa sertifikat menerima upah di bawah UMP. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sertifikasi dalam meningkatkan daya saing lulusan di pasar kerja.
Pendampingan Tracer Study di SMKN 1 Kalianda
Pada hari kedua, program pendampingan tracer study dilanjutkan di SMKN 1 Kalianda, sebagai bagian dari komitmen bersama untuk melaksanakan tracer study di berbagai SMK di wilayah tersebut. Sama seperti di SMKN 1 Tanjungsari, pelaksanaan di SMKN 1 Kalianda juga difokuskan pada pengumpulan data alumni tahun lulusan 2023, serta identifikasi kendala dan tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan.
Drs.H.Kalimo, M.M berharap bahwa kegiatan tracer study ini dapat menjadi program rutin yang terus dilaksanakan secara konsisten di SMKN 1 Kalianda. “Kami berharap tracer study ini bisa menjadi landasan bagi kami untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Dengan data yang terstruktur dan terintegrasi, kami dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki sistem dan pengelolaan pendidikan di SMK kami,” ujarnya.
Manfaat Tracer Study dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Vokasi
Tracer Study berfungsi sebagai alat evaluasi penting yang tidak hanya berguna bagi sekolah, tetapi juga bagi dunia industri dan pemangku kepentingan lainnya. Program ini memberikan informasi terkait keselarasan pendidikan vokasi dengan kebutuhan pasar kerja, relevansi keterampilan lulusan, dan hubungan antara SMK dengan dunia kerja. Data ini juga menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan dan program pendidikan yang lebih tepat sasaran, serta memenuhi persyaratan akreditasi sekolah.
Selain itu, tracer study juga membantu dalam mengidentifikasi waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan, upah lulusan, dan kemampuan lulusan dalam berwirausaha. Di SMKN 1 Tanjungsari, hasil tracer study menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan berhasil mendapatkan pekerjaan dalam waktu kurang dari satu tahun, hal ini menunjukkan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri. ***Penulis Doni TP, Editor Erly
Views: 47