Mengapa Impor Ship Simulator?! Kalau Vokasi Bisa Produksi Sendiri…
Ini adalah tema yang diangkat pada acara Launching Ship Simulator Karya Vokasi yang dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Mei 2022. Bertempat di ruang Bale Binangkit, sejumlah undangan dan narasumber menghadiri acara launching produk yang diresmikan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto. Acara dilaksanakan secara hibrid dalam dan luar jaringan (daring/luring). Sejumlah guru-guru dari SMK kemaritiman dan narasumber dari Kementerian Perhubungan yaitu Dr. Capt. Antoni Arif Priadi, menghadiri acara secara daring. Walaupun secara daring, tidak mengurangi antusiasme peserta untuk mengikuti acara. Dr. I Gusti Made Ardana, M.T., Kepala BBPPMPV BOE Malang, Dr. H. A. Rusdi, M.Pd., Kepala BPPMPV KPTK Gowa, Ijat Danajat, guru sekaligus narasumber dari SMKN 1 Mundu, para kepala sekolah dan guru SMK Kelautan pendukung Kemaritiman se-Indonesia, peserta diklat Full Mission Bridge Simulator dari Gowa, sejumlah widyaiswara dan PTP BBPPMPV BMTI hadir secara luring menyaksikan peluncuran produk inovasi buatan vokasi berupa Ship Simulator.

Full Mission Ship Bridge Simulator adalah simulator anjungan kapal, yaitu alat yang memiliki sistem kerja dan kelengkapan dibuat menyerupai seperti kondisi di atas kapal. Simulator ini biasanya digunakan oleh taruna/siswa SMK bidang kemaritiman sebagai pemantapan sebelum melaksanakan praktek laut. Sebelum acara launching, guru-guru peserta diklat telah mengikuti pembelajaran di BBPPMPV BMTI dengan menggunakan Ship Simulator yang terwujud atas kerja sama antara BBPPMPV BMTI, SMK Negeri 1 Mundu, beberapa SMK lainnya, dan perguruan tinggi vokasi. “Indonesia memiliki 80% area perairan yang merupakan peluang sangat besar untuk membuat inovasi di bidang kemaritiman,” ujar Supriyono, M.Si., Kepala BBPPMPV BMTI dalam sambutannya, “Dari 300 SMK kelautan, pemerintah baru bisa memberi bantuan ke 30 SMK, hanya 10% dari jumlah keseluruhan. Dari 10% bantuan itu adalah produk luar negeri yang harganya mahal.” lanjutnya. Hal inilah yang menginspirasi pembuatan Ship Simulator, dengan harga yang lebih murah dan dikerjakan oleh bangsa kita sendiri.

Sebelum dilaksanakan launching, Ship Simulator buatan BBPPMPV BMTI sudah diproses oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan telah tersedia di e-katalog.
Wikan Sakarinto dalam kesempatan itu berharap agar kita bisa stop impor karena kita bisa membuat Ship Simulator sendiri. “Kita adalah bangsa yang besar dan tidak boleh kalah dengan negara lain.” tegasnya. “Link and match, kurikulum merdeka, project based learning (PJBL), dan teaching factory (Tefa) yang telah diimplementasikan di SMK, harus menghasilkan produk yang mampu masuk ke pasar.” ungkapnya. (Herna).

