Workshop Pengembangan Pusat Keunggulan Pendidikan Vokasi di Jawa Barat
Pendidikan vokasi/kejuruan memiliki peran yang sangat penting bagi terwujudnya tenaga kerja yang terampil. Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar), Budi Hermawan dalam Workshop Pembahasan Centre of Excellence (CoE) Pendidikan Vokasi Jawa Barat dan Rencana Implementasi Training of Trainer (ToT) bagi Guru SMK. Kegiatan ini berlangsung di Kantor PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri, Jln. Pesantren KM 2, Kota Cimahi, Selasa (10/3/2020).
Budi memaparkan, dari beberapa kajian disebutkan bahwa peluang pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dari suatu negara akan semakin besar jika didukung sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan serta dinamika perkembangan yang tengah berlangsung.
“Selain itu, ditunjang pendidikan yang tinggi, keterampilan dan keahlian yang berlatar belakang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta produktivitas dan jiwa kewirausahaan yang kuat,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Statistik Nasional (BPS) tahun 2011, ungkap Budi, sebanyak 82,1 juta tenaga kerja Indonesia diisi kelompok unskill workers. “Kelompok unskill workers ini mayoritas lulusan sekolah umum. Sedangkan kelompok di atasnya diisi skill workers dan komposisi teratas merupakan pekerja ahli, ungkapnya.
Melihat kondisi seperti ini, menurutnya, Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lain dalam era globalisasi dan persaingan yang ketat di saat ini maupun di masa yang akan datang. Melihat kenyataan tersebut, untuk dapat menghasilkan lulusan yang kompeten menjadi tanggung jawab dunia pendidikan, khususnya pendidikan vokasi. “Oleh karena itu, kompetensi yang dikembangkan melalui proses pembelajaran harus merujuk pada kompetensi yang dibutuhkan dunia industri,” ucapnya.
Salah satu yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan kompetensi, ungkapnya, adalah praktik. Oleh sebab itu, penting untuk selalu meningkatkan mutu proses pembelajaran praktik dengan meningkatkan kompetesi tenaga pendidik di SMK.
Upaya untuk menanamkan sikap dan perilaku peserta didik terkait kompetensi yang dituntut oleh dunia industri, tutur Budi, yakni dengan mengembangkan model pembelajaran praktik melalui pendekatan collaborative skill.
Melalui kegiatan yang melibatkan Kedutaan Prancis, PPPPTK BMTI, Disdik Jabar, Biro PMKS Pemprov Jawa Barat, dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan ini, diharapkan pembentukan pusat keunggulan pendidikan vokasi di Jawa Barat dapat terealisasi dan tersusunnya program pendampingan bagi sekolah yang akan mengimplementasikan kurikulum 2013 secara mandiri di 13 cabang dinas.
“Kami juga berharap, guru SMK memahami perkembangan pembelajaran di negara mitra dan negara maju lainnya serta memahami implementasi Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang SNP SMK,” harapnya.***
sumber : Disdik Provinsi Jawa Barat
[wds id=”4″]
Views: 3