Pengarahan Dirjen GTK pada Peserta Diklat PKB

Dirjen GTK yang baru dilantik, DR. Supriano, M.Pd. berkenan hadir ke PPPTK BMTI dan memberikan sambutan pada acara pembukaan Diklat yang diselenggarakan ke PPPPTK BMTI tanggal 27 Agustus 2018. Hal penting yang disampaikan mengenai tantangan di abad 21, diantaranya:

1. Sumber Daya Manusia yang masih rendah.
Berdasar demografi, tahun 2030 jumlah penduduk yang berusia 15 sd 64 tahun jumlahnya hampir 68%. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan dalam bidang pendidikan. Kalau pemerintah tidak dapat memberikan pelayanan pendidikan yang baik, pasti mereka akan jd beban bangsa karena termasuk ke dalam tenaga produktif. Tetapi kalau kita melakukan interfensi pendidikan yang baik, pendidikan yang bagus, yang merata mudah-mudahanan ini menjadi aset bangsa. Ini merupakan tantangan yang harus dipikirkan dan harus ada di mindsetpara guru, bagaimana tahun 2030 aset-aset ini bisa menjadi kekuatan bangsa. Bangsa Indonesia harus bersyukur memiliki penduduk yang banyak, saat ini banyak negara yang kekurangan penduduk, contoh Singapura & Perancis.

2. Era Industri 4.0
Ada suatu penelitianyang menyatakan bahwa tanpa industri 4.0 tahun 2030 akan ada 75 s.d. 225 juta orang kehilangan pekerjaan, semua digantikan dengan robot. Di Amerika saat ini sedang dikembangkan supermarket tanpa manusia, semua dikendalikan oleh robot. Sekarang pun sudah dapat dilihat di jalan tol, sudah tidak ada orang (petugas) lagi. Saat ini di jalan tol menggunakan smartcard, layanan Bank sudah menggunakan smartphone, presentasi menggunakan smartphone dll. Teknologi menjadi tantangan buat anak-anak kita.

Ada penelitian bahwa di abad 21 anak-anak akan kehilangan rasa sosialnya, kehilangan rasa percaya diri, kehilangan sifat kerjasama. Dia akan pintar berkomunikasi lewat media twiterfacebookdan lainnya. Tapi akan kesulitan untuk berkomunikasi pada saat tatap muka.1.

Pada era industri 4.0 orang-orang yang akan produktif adalah yang memiliki softskills, inovasi dan kreatifitas saat ini bukan milik orang tua lagi. Dulu inovasi dan kreativitas hanya dimiliki oleh guru besar/profesor, saat ini kreativitas dimiliki oleh anak muda yang dinamakan generasi milenial(tidak mudah menerima dan perubahannya sangat cepat).

Ada 5 Kunci Sukses:
1. Inovasi, kreativitas, berani merdeka, berani membuat sesuatu
2. Karakter bagus (contoh: kejujuran
3. Networking
4. Skill(keahlian)
5. Akademis.

Pada saat revolusi 4.0 hal diatas yang harus dimiliki oleh anak didik kita, oleh karena itu ada perubahan kurikulum utk menjawab tantangan abad 21. Dalam K13 minimal harus ada 4 kompetensi yang dimiliki oleh anak didik kita, yaitu:

Critical thinking(berfikir kritis), Dibuka anak-anak berani mengungkapkan/mengatakan sesuatu tetapi mempunyai rasional. Ini awal dari sebuah keberhasilan. Communication(komunikasi). Salahsatu dampak dari teknologi adalah sulit dalam berkomunikasi. Untuk itulah komunikasi harus selalu dibangun. Collaboration/Networking(kerjasama/jaringan). Dengan teknologi banyak hal yang bisa dilakukan, seolah tidak butuh orang lain. Contoh: butuh kendaraan tinggal ojek online, perlu makanan tinggal pesan go food, dll. Untuk itu sangat penting membangun kerjasama. Kreativitas dan inovasi. Suatu negara akan berkembang dan maju jika sumberdaya yang dimiliki menguasai kreativitas dan teknologi. Contoh Singapura, merupakan negara yang kecil yang menjadikan kreativitas sebagai daya jualnya. Ada 3 hal yang bisa membuat suatu negara maju ke depan dan menguasai teknologi, menguasai industri, menguasai budaya (Contoh: Bali dan Jepang), literasi (literasi membaca, literasi NKRI, literasi budaya dibangkitkan dan dibiasakan kembali), dan karakter. Ke depan pendidikan jangan punya cita-cita hanya ingin memintarkan anak tetapi tidak berkarakter. Walaupun anak didik pintar matematika, IPS, IPA tetapi tidak berkarakter belum tentu berhasil dan sukses. Karena orang pintar hanya main di otak kiri (analisis, matematika), otak kanan tidak main (kreativitas, senibudaya, kesabaran).

Dalam implementasi K13 diharapkan 2 otak (kiri dan kanan) ini mahir. Pendidikan karakter 70% untuk pendidikan dasar, karena ini merupakan basis kita. Karakter itu hal yang penting, contoh: kejujuran.  Terbukti UN tahun ini turun, tapi di kementerian tidak masalah. Karena hal  ini dianggap koreksi nilai. Dulu sekolah yang UN nya bagus belum menggunakan komputer, setelah menggunakan komputer nilainya anjlok. Mungkin di sekolah tersebut ada tim kreativitas, dimana ditemukan di satu sekolah nilainya hampir excelent. Tetapi setelah diperiksa, ternyata dari 20 anak dalam satu kelas, salahnya sama No. 4, 9, 12, dan 17. Setelah UNBK hal itu tidak terjadi lagi.

Berkaitan dengan penerapan zonasi, ke depan sistem zonasi sangat berguna bagi proses peningkatan mutu, saat ini sistem zonasi masih digunakan untuk PPDB. Sistem zonasi, nanti akan digunakan untuk distribusi guru. Seandainya dalam 1 zonasi tersebut ada 5 sekolah negeri dan dari 1 sekolah negeri tersebut memiliki beberapa guru yang sudah bersertifikat, maka guru-guru tersebut akan didistribusikan di 5 sekolah yang ada dalam zonasi. Tidak akan ada lagi sekolah unggulan, tetapi setiap zonasi tetap harus ada sekolah yang memenuhi 8 standar. Saat ini, Kepala Sekolah sudah tidak mengajar lagi, tetapi berperan sebagai manajer. Ke depan zonasi diharapkan berguna juga untuk peningkatan infrastuktur.

Pelatihan kompetensi guru tidak akan menjadi sasaran utama saat ini, melainkan proses pembalajaran di kelas (pedagogiknya)-nya. Bagaimana mentransfer ilmu, bagaimana anak menjadi anak yang cerdas. Bagaimana proses pembelajaran menyenangkan, bagaimana proses komunikasi dengan siswa, meningkatkan kreativitas siswa dan lain-lain, sehingga di abad 21 anak-anak kita dapat bersaing. Karena pada abad 21 yang paling laku adalah kreativitas dan inovasi.